Selasa, 10 Desember 2013

Pelatihan dan Modul Usaha Tambak Gurami


KONSEP DASAR DIFUSI INOVASI DALAM KAJIAN KOMUNIKASI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Difusi Inovasi
Yang dibina oleh Bu. Endang Sri Redjeki


Oleh :
Adin Aryanti Dewi                 (120141400986)
Eli Rahmawati                        (120141400996)
Erike Mutiara Fatihah             (120141411461)
Finda Dwi Ayuni                    (120141411455)
Rian Firmansyah                     (120141411452)
Suprapto                                  (120141400991)
Wahyudi                                 (120141400999)






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
November 2013




DAFTAR ISI

A.    BAB I (PENDAHULUAN)
Rumusan Tujuan                                                                                                         2
Kerangka Topik                                                                                                          2

B.     BAB II (PEMBAHASAN)
Deskripsi dan Prasyarat Belajar                                                                                  4
Manfaat Metode                                                                                                         8
Kelebihan dan Kekurangan Metode                                                                           8
Tugas dan Latihan                                                                                                      9

TINJAUAN PUSTAKA                                                                                            10















i
  


“Budidaya Ikan Gurame “Metak”, Progresif Perekonomiam Masyarakat Telaga Ngebel”



Saat ini obyek wisata di Kabupaten Ponorogo sudah semakin beragam, selain Tari Reog Ponorogo yang menjadi suatu simbol Kabupaten tersebut, baru-baru ini Telaga Ngebel yang terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo tepatnya di Kecamatan Ngebel pun telah menjadi salah satu aset penghasilan Kabupaten Ponorogo. Seiring berkembangnya jaman kini Telaga Ngebel telah berubah menjadi obyek wisata yang bagus untuk dikunjungi baik oleh masyarakat sekitar Kabupaten Ponorogo maupun masyarakat luar kota. Di akhir pekan atau di hari libur nasional maupun liburan semester  biasanya Telaga Ngebel menjadi tempat destinasi yang pasti di kunjungi masyarakat. Selain Telaga Ngebel tempatnya masih sangat asri, di sana telah banyak dibudidayaan ikan nila di sekitar telaga dengan metode tambak.
BAB I
PENDAHULUAN
       I.            Rumusan Tujuan
Tujuan pembuatan modul ini adalah untuk memudahkan para pembaca untuk membudidayakan ikan khususnya ikan gurami dengan menggunakan motode tambak “METAK”. Membudidayakan disini maksutnya ialah ketika mereka mulai membuat tambak, memilih benih ikan yang bagus, pemberian makanan pada ikan, pemanenan hingga sampai proses penjualan ikan. Modul ini tentunya sangat membantu masyarakat di daerah Ponorogo khususnya untuk meningkatkan hasil ekonominya di bidang perikanan. Karena sebagian besar wilayah di Ponorogo memiliki asset yang bermanfaat salah satunya dapat di gunakan sebagai tambak ikan. Untuk dijadikan dasar, agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar,khususnya ikan gurami.

    II.            Kerangka Topik
Sebenarnya pembudidayaan ikan nila ini sudah berlangsung lama bahkan telah turun-temurun menjadi mata pencaharian masyarakat, khususnya masyarakat Telaga Ngebel. Akan tetapi biaya yang dibutuhkan untuk pembudidayaan dan hasil yang di dapat tidaklah berbeda jauh sehingga mengakibatkan petani ikan nila tersebut pun sulit untuk mengembangkan usahanya. Selain itu banyak faktor lain yang juga menjadi hambatan para petani ikan ini. Secara internal maupun eksternal mayarakat sekitar mengalami berbagai kendala di dalam pembudidayaan ikan nila. Secara internal mereka hanya asal-asalan sehingga pembudidayaan ikan nila tersebut sulit untuk menghasilkan ikan nila yang bermutu tinggi. Sedangkan secara eksternal dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Telaga Ngebel membuat warga sekitar atau orang luar khususnya yang tidak membudidayakan ikan nila, memberikan  hiburan-hiburan lain bagi wisatawan, seperti kapal jet maupun perahu yang megelilingi telaga tersebut.
Dengan banyaknya permasalahan yang complicated (rumit) tersebut, seharusnya masyarakat menjadi lebih produktif dalam membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar, dan salah satu ikan yang cukup mudah dan menghasilkan harga yang cukup fantastis untuk di jual di pasaran adalah budidaya ikan gurame. Metode pelatihan budidaya ikan Gurame Metak atau metode tambak sepertinya merupakan hal baru yang belum pernah ada di Telaga Ngebel sebelumnya. Metode baru yang cukup efektif untuk diterapkan. Banyak faktor yang dapat dipertimbangkan para petani apabila mereka ingin beralih dengan pembudidayaan ikan nila ke ikan gurame.
Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Apabila dibandingkan dengan ikan nila harga bibit ikan gurame jauh lebih terjangkau serta ketika panen ukuran ikan gurame siap konsumsi pun juga sedikit lebih berat. 2. Dari sisi pembudidayaan, antara ikan nila dan ikan gurame cara mengembangkan dan membudidayakan ikan tersebut pun tidak jauh berbeda sehingga petani tidak perlu melakukan pelatihan-pelatihan khusus dalam pembudidayaannya. 3. Permintaan akan ikan gurame di Indonesia dari tahun ke tahun cendrung meningkat, hal ini dapat dibuktikan dengan melonjaknya harga ikan tersebut dipasaran bahkan untuk wilayah perkotaan distribusi ikan gurame harus di datangkan dari pelosok-pelosok nusantara. Pemdudayaan ikan memang harus disesuaikan berbagai aspek, dan mekanisme kerja yang efektif. Bardasarkan latar belakang itulah, kami ingin mengadakan pelatihan khususnya bagi pembudidaya ikan gurame di daerah sekitar Telaga Ngebel. Yang mana dengan adanya pelatihan pembudidayaan ikan gurame ini, akan lebih memberikan kontribusi khususnya dalam bidang ekonomi, karena memang Telaga Ngebel merupakan tempat yang potensial untuk pembudidayaan ikan.



















BAB II
PEMBAHASAN

 III.            Deskripsi dan Prasyarat Belajar
Metode yang digunakan dalam pelatihan pembudidayaan ikan gurame adalah sebagai berikut:
6.1              Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk menciptakan komunikasi serta dialog dengan masyarakat untuk meningkatkan tentang pengertian masyarakat tentang cara membudidayakan ikan nila melalui metode tambak. Tahap sosialisasi ini meru-pakan tahap yang sangat penting, sebab untuk meyakinkan masyarakat agar mereka bersedia untuk menerima dan mengimplementasikan langkah-langkah efektif dalam membudidayakan ikan gurame.
Tahap dan metode sosialisasi ini meliputi: Pertemuan formal dengan aparat Desa setempat, pertemuan formal dengan masyarakat maupun pertemuan informal dengan masyarakat setempat baik itu kunjungan rumah, diskusi kelompok maupun berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.

6.2       Tahap Pelaksanaan
a)                  Di dalam tahap pelaksanaan ini masyarakat di model-model pelatihan pembudidayaan ikan gurame dengan metode tambak. Dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
Ø    Persiapan Pembuatan Tambak
Jenis tambak yang ideal untuk pemeliharaan ikan gurame yaitu kedalaman tambak sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan tambak dimana kedalaman tambak berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga menyebabkan terse-dianya makanan alami bagi ikan dalam tambak. Sehingga ekosistem ikan nila akan tetap terpelihara dengan baik.
Ø    Penebaran Benih
Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebelum penebaran benih adalah :
a)                   Benih ikan Gurame harus dipilih yg sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit & tdk cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dlm kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b)                   Air yg dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama & penyakit serta bahan organik lainya.
c)                   Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yg berisi air bersih & dengan aerasi yg baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1mx1m atau 2mx0,5m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5cm. Jumlah benih dlm pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Ø    Pemberian Pakan
Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh ikan. Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yg dapat diatur gizinya, namun di daerah yg agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yg sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yg teratur dengan kualitas dan kuantitas yg tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yg sehat dan terjamin makanannya dapat dipisahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan.  Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia & pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dlm setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yg diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm & dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar & sudut kolam.
Ø    Pemanenan
Di dalam tahap pemanenan ini terdapat dua tahap yang harus selalu diperhatikan oleh petani ikan Gurame. Tahapan itu antara lain sebagai berikut ini :
a)                  Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
b)                  Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
Ø    Pemasaran
Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam peman-cingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor. Pemasaran benih ikan dan ikan gurami konsumsi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada jalur pemasaran benih, pemasaran secara langsung dilakukan oleh petani pembenih kepada petani pembesar ikan, sedangkan pada jalur pemasaran ikan gurami konsumsi dilakukan oleh petani pembesar kepada konsumen akhir (misalnya konsumen rumah tangga di pasar). Pemasaran tidak langsung dilakukan melalui lembaga perantara (pengepul, bandar, pedagang besar dan pengecer). Pola distribusi secara tidak langsung bervariasi dapat menggunakan satu sampai empat lembaga perantara. Sehingga, karena pada setiap cabang pemasaran pelaku mengambil keuntungan, maka dengan semakin panjangnya jalur distribusi pemasaran mengakibatkan harga ikan gurami yang diterima konsumen akhir menjadi semakin tinggi.
a)                  Pemasaran benih
Benih yang dihasilkan oleh pendeder dapat langsung di jual kepada pembesar ikan yang menjadi langganannya secara langsung atau melalui pedagang parantara. Penjualan benih biasanya disertai jaminan terhadap resiko kematian selama beberapa waktu tertentu (biasanya 1 sampai dengan 2 minggu), tergantung kesepakatan antara pembeli dengan penjual. Transaksi penjualan benih dapat dilakukan di pasar ikan atau di kolam ikan. Biasanya permintaan benih meningkat setelah hari raya yaitu untuk memenuhi kebutuhan benih yang akan dibesarkan setelah ikan gurami ukuran konsumsi habis di panen untuk hari raya.
b)                  Pemasaran gurami konsumsi
Ikan gurami konsumsi di jual dari pembudidaya kepada pedagang pengumpul untuk selanjutnya di jual kepada pengecer yang diteruskan kepada konsumen akhir. Namun demikian ada kalanya pembudidaya ikan langsung menjual kepada konsumen akhir. Biasanya penjualan ikan gurami konsumsi meningkat pada saat perayaan hari-hari besar
6.2              Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir yang diperlukan untuk dijadikan parameter pelaksanaan program ini. Sehingga dengan adanya tahap evaluasi ini dapat diketahui kendala-kendala apa saja yang menjadi hambatan selama pelaksanaan program pelatihan budidaya ikan nila ini. Sehingga untuk bekerlanjutannya dapat meminimalisir berbagai kendala tersebut.

 IV.            Manfaat Metode
Modul pembudidayaan ikan gurame merupakan modul baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktifitas masyarakat Telaga Ngebel. Dengan adanya inovasi ini menjadikan masyarakat memperoleh soft-skill dalam bidang pembudidayaan ikan gurame. Sehingga yang pada akhirnya dapat menjadikan Telaga Ngebel menjadi salah satu distributor ikan terbesar di kabu-paten Ponorogo.

    V.            Kelebihan dan Kekurangan Metode
a.      Kelebihan
§  Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar khususnya pembudidaya ikan nila dan eksplorasi wilayah tambak.
§  Semakin banyaknya pembudidaya ikan nila dari kalangan masyarakat sekitar telaga Ngebel.
§  Tingkat permintaan konsumsi ikan nila semakin meningkat di pasaran
§  Menjadikan Telaga Ngebel menjadi salah satu distribusi ikan nila terbesar di Kabupaten Ponorogo.
b.      Kekurangan
§  Dalam proses distribusi masih mengalami kendala, yang menjadikan minat konsumen rendah.
§  Proses pemasaran cenderung mengalami pasang surut.
§  Terkadang pemesanan benih tidak sesui dengan harapan.
§  Rawan terhadap pencemaran air di lingkungan tambak.

 VI.            Tugas dan Latihan
Hal yang harus dilakukan pembaca setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah pembuatan tambak!
2.      Teknik penebaran benih!
3.      Cara pemberian pakan!
4.      Teknik pemanenan!
5.      Cara pemasaran hasil panen!










TINJAUAN PUSTAKA
Dani, Abdul R dan Sutjiati. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan UniversitasBrawijaya. Malang.

Fauran,  Hendry A. 2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi dan Kebiasaan Makan Ikan Selar Kuning (Caranx Leptolepsis). Departemen sumber daya perikananFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hadie, Wartono dan J.Cupriatna. 1984.  Pengembangan Udang Galah dalam Hatcherydan
Budidaya. Kansius. Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar